Selasa, 27 Maret 2012

Body Perception (Bahasa Tubuh)

        Setelah beberapa postingan kami yang rata-rata ngawur, pada kesempatan ini kami mencoba untuk berbagi salah satu ilmu pengetahuan psikologis linguistik non verbal atau biasa kita sebut bahasa tubuh. Sebagai salah satu mahasiswa dari program studi Bahasa Indonesia tidak salahnya kita belajar sedikit tentang psikologis yang masih berhubungan dengan linguistik. Apa yang kami tulis pada postingan ini dikutip dari buku berjudul Mantra karya Deddy Corbuzier dengan beberapa perubahan seperlunya agar gak terlalu kaku.
           Kita pasti sering mendengar pernyataan seperti ini “mata tak bisa bohong”, seperti halnya gerak tubuh yang lain ketika kita melihat orang yang sedang memegang perutnya, raut wajah meringis, dan pandangan mata terfokus pada pintu toilet yang tertutup. Menurut kalian, apa yang ia rasakan? Ya, ia pasti kebelet boker.
      Sebelum mempelajari Body Perception yang harus diingat adalah ada dua kategori dalam menyimpulkan bahasa tubuh. Pertama, misalkan kita melihat seseorang tertawa lepas, dapat kita simpulkan bahwa ia sedang gembira, ini disebut Concious Body Perception di mana kita dapat menyimpulkan tanpa harus menerka-nerka lagi. Kedua, misalkan kita sedang berbicara dengan seseorang, lalu ia mengerak-gerakkan kakinya. Apakah artinya? Kebeletkah ia? Galaukah ia? Saltingkah ia? Hal seperti ini dapat disebut Subconcious Body Perception di mana kita membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk mengaitkan gerakan tubuh dengan makna yang sebenarnya. Dan kita akan mempelajari Subconcious Body Perception.
1.    Mata
Sebelum mempelajarinya, kita harus tahu terlebih dahulu, bahwa pada dasarnya daya ingat manusia terbagi menjadi tiga sudut pandang yaitu, pengelihatan, pendengaran, dan peraba/perasa. Ketiga hal tersebut direkam dalam bagian otak yang berbeda-beda, sama halnya dengan imajinasi, otak kita juga merekamnya dengan letak yang berbeda-beda. Uniknya, gerakan mata kita secara bawah sadar pun dibagi menjadi tiga sudut pandang ingatan, dan tiga sudut pandang imajinasi. Jika masih bingung, coba kalian pikirkan apa warna sempak pertama kalian? Hahaha, ok gak usah sempak, coba kalian pikirkan apa warna dasar baju batik kalian saat duduk di bangku Taman Kanak-Kanak? Sudah? Sekarang coba ingat-ingat lagi apa motifnya?. Jika diperhatikan 90% gerakan mata anda akan mengarah ke kiri atas, karena memang di sana lah korteks dari sudut pandang pengelihatan. Contoh lain, coba kalian pikirkan bagaimana aroma Pentol Kuah PBSI? Secara bawah sadar mata kalian akan mengarah ke kanan bawah, karena korteks peraba atau perasa memang berada di sana. Jadi dapat kita simpulkan seperti ini.
  • Pengelihatan: arah pandang mata ke kiri atas
  • Pendengaran: arah pandang mata ke kiri tengah
  • Peraba/Perasa: arah pandang mata ke kanan bawah
Hal yang lebih menarik akan kita pelajari setelah ini, ingatkah kalian bahwa gerakan mata juga dibagi menjadi tiga sudut pandang imajinasi? Misalnya, saat kita membayangkan apa yang terjadi bila Unpar tidak ada di muka bumi ini. Ya, jika kalian pembaca yang pintar kalian pasti sadar bahwa kita dapat mengetahui seseorang berbohong dengan cara ini. Masih bingung? Ok, akan kami jelaskan dengan lebih sederhana, imajinasi adalah sesuatu yang tidak nyata dan sesuatu yang tidak nyata adalah bohong. Masih gak paham juga? Klo gitu, silakan keluar dari blog ini, Hahaha. Gerakan mata orang yang sedang berimajinasi adalah kebalikan dari sudut pandang pikiran nyata, dapat kita pahami seperti ini.
  • Pengelihatan: arah pandang mata ke kanan atas
  • Pendengaran: arah pandang mata ke tengah kanan
  • Peraba/Perasa: arah pandang mata ke kiri bawah
Mungkin ada yang bingung cara mengaplikasikannya. Ok, akan kami berikan sebuah kasus. Jika kalian memasak sesuatu dan memberikannya kepada orang lain, coba kalian tanyakan “Bagaimana rasanya?” jika teman kalian jujur maka arah pandang matanya ke kanan bawah (perasa/peraba), dan jika teman kalian berbohong maka akan mengarah ke kiri bawah (imajinasi perasa/peraba). Kasus lain seperti ini, jika teman kalian selesai menelepon coba kalian tanyakan “apa yang tadi dikatakan dia?” jika teman kalian jujur maka arah pandang matanya ke kiri tengah (pendengaran) karena ia harus mengingat kembali dan bukan berimajinasi, jika ia berbohong, pandngan matanya ke arah sebaliknya. Untuk selanjutnya, bergantung dengan seberapa kreatifnya kalian berkata dan menganalisa.
 Untuk postingan kali ini cukup satu dulu yang kami jelaskan, untuk selanjutnya akan kami jelaskan bagaiman cara membaca gerakan jari, gerakan tangan, dan senyum. Semoga bermanfaat.

Salam Iwak Peyek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar