Masih ingat formula Dramaturgi pada mata kuliah Teori Drama kemarin? Klo lupa, nih gue ingetin lagi. Formula Dramaturgi terbagi menjadi empat yaitu, Mengkhayal, Menulis, Memainkan, dan Menonton. Seperti yang pak dosen jelaskan kemarin, kita mengkhayal untuk menciptakan sebuah naskah drama. Namun, saya (formal aja) gak akan membuat sebuah naskah drama, walaupun ada sih bayangan untuk membuat naskah drama yang pengen gue (gak formal lagi) ciptain judulnya “Lakon Gituan” ini drama lanjutan dari “Lakon Anu” karya Putu Wijaya, kira-kira bisa gak ya?
Nah, trus apa yang mau gue bahas pada postingan ini??? Pertanyaan bagus (siapa juga yang nanya), kali ini gue akan mengkhayal jika nanti gue akan menjadi Presiden Republik Indonesia. Ya, kayaknya mustahil banget, bahkan untuk dibayangkan sekalipun, gak banget deh rasanya. So, biarlah khayalan ini hanya sebatas khayalan, kalo benar-benar terjadi, bersiaplah, karena Indonesia akan masuk ke kehidupan yang lebih baik jurang kesengsaraan dan keterpurukan. Hehe.
Ceritanya, sekarang gue udah jadi Presiden Indonesia (terimalah dengan lapang dada, kawan) masalah yang gue fokuskan adalah masalah korupsi di Indonesia. Bagaimana membuat negara kita ini bebas dari para penjahat kelamin koruptor? Berikut ini akan gue beberkan beberapa strategi ampuh untuk mengatasi masalah tersebut.
Memang korupsi di Indonesia adalah hal yang biasa dan wajar, (bener gak ya?). berbagai strategi udah gue pikirkan, mulai dari menghukum mati semua koruptor, strategi ini gak jadi gue lakukan karena sumpah gue takut akan terjadi pembantaian massal, kalian tau kan, koruptor di Indonesia itu bejibun (sumpeh, parah dah). Ntar dulu ya ngelanjutinnya, gue mau sarapan dulu.
Ok, lanjut. Sampai mana tadi? Oh ya, strategi memberantas koruptor. Strategi pertama kan menghukum mati para koruptor, tapi gak mungkin. Jadi apa? Setelah berfikir dengan matang dan siap untuk dipanen (gaje) gue menemukan stragi ampuh yang maknyuss buat memberantas koruptor, yaitu, kita akan mengambil format acara reality show di SCTV dulu yang judulnya “Tukar Nasib”. Tapi, acaranya kan cuma stengah jam, gimana bisa membuat koruptor jera?? Pertanyaan bagus (apa? Kalian gak nanya ya). Gak sadar ya, gue kan presiden, gue memiliki otoritas tinggi di Indonesia, jadi menurut gue menambah durasi acara hingga setahun, dua tahun, bahkan seumur hidup, itu sangatlah mudah, very very easy.
Bentuk hukuman untuk koruptor udah kalian ketahui. Sekarang, bagaimana cara mengaplikasikannya kepada para koruptor? Begini, gue akan membagi koruptor dari berbagai tipe dan jenis (wow) mulai dari koruptor tingkat ikan gabus hingga koruptor tingkat ikan paus (paling ekstrim). Sebenarnya klasifikasi koruptor menurut gue sangat banyak, tapi malas ah gue ngejelasinnya. Ok, untuk model menghukumnya begini, misal kita ingin menghukum koruptor tingkat ikan gabus, kita akan menghukumnya dengan menukar nasibnya dengan menjadi pedagang kaki lima. Untuk waktu hukumannya gampang, caranya misal ia korupsi 10 juta rupiah, sekarang kita ganti kata “rupiah” menjadi “jam”, jadi hukumannya selama 10 juta jam, hahaha, mampus gak lu. Kalo untuk koruptor tingkat ekstrim, kita tuker nasibnya dengan gembel, untuk waktunya pasti lebih paaaannnnnjaaaaaannnggggg, ya iya lah, yang dia korupsi kan juga banyak.
Tapi, seekstrim-ekstrimnya hukuman ini, masih ada sisi pengampunannya. Gimana? (yang nanya gue curiga ada niat korupsi). Begini, jika sang koruptor gak mau dihukum, ia harus mengganti uang atau barang yang dia korupsi dalam waktu 24 jam dari saat dia ketahuan korupsi, sanggupkah kalian? Nah kalo gak sanggup, koruptor juga bisa mempersingkat waktu hukumannya, caranya sama, yaitu mengganti uang dan barang yang ia korupsi dengan pekerjaan terbarunya. Misal koruptor yang dihukum menjadi pedagang kaki lima dan ia korupsi sebesar 10 juta rupiah, ia harus mampu mengganti uang tersebut dengan hasil keringatnya sebagai Pedagang Kaki Lima, kalo bisa hanya sebulan, dapat dipastikan ia akan langsung bebas. Yang sulit itu jika dihukum jadi gembel, iya kan? Gimana coba mendapatkan uang 1 milyar hanya dengan mengemis. Hehe, gue saranin lu ngepet aja dah.
Masalahnya, pasti ada aja yang gak mau dihukum atau kabur dari hukumannya. Kalo udah begini udah gak ada ampun lagi, koruptor yang gak bisa dibawa kerja sama kayak gini akan gue buang keluar negeri dengan profesi yang ia jalani sebagai hukuman. Jika negara lain gak ada yang mau menerima, cara yang paling efektif ialah membuang mereka ke dunia lain yang kayak di film “Keramat” (gak pernah nonton?? Kasihan…). Caranya ngebuangnya gimana? Nonton aja film Keramat, hehehe.
Setelah masalah koruptor selesai, ada lagi masalah yang perlu dibenahi di negeri zamrud khatulistiwa ini, yaitu masalah Kesejahteraan Rakyat. Untuk cara meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membuat seluruh rakyat Indonesia berada di atas garis kemiskinan sehingga pendapatan per kapita Indonesia menjadi US$ 100,000 per kapita (mimpi..!!!! bagi gue gak) akan gue bahas di postingan selanjutnya. Jadi, berhentilah bermimpi hanya sekedar bermimpi, saatnya memperjuangkan mimpimu hingga menjadi nyata. So, having fun guys.
Salam Iwak Peyek
Presiden Republik PBSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar