Sabtu, 19 Januari 2013

Munajat Ibn Athaillah (dikutip dari pengantar buku Latha'if al-Minan)

Sebagaimana format blog saya ini (gajepedia) yang tidak menekankan pada satu tema tertentu saja, akan tetapi apapun itu asalkan saya mau menulis akan saya posting. Nah, pada kesempatan ini saya akan posting yang bertemakan religius, yaitu sebuah munajat dari seorang Imam Besar Ibn Athaillah al-Sakandari. Munajat ini saya kutip dari pengantar bukunya yang berjudul latha'if al-minan (Rahasia Yang Maha Indah). Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan juga saya aminn.

Bismillahirrahmanirrahim
Illahi, aku fakir dalam kayaku; apalah lagi dalam fakirku!
Illahi, aku bodoh dalam tahuku; apalah lagi dalam bodohku!
Illahi, keragaman pengaturan-Mu dan kecepatan takdir-Mu telah menghalangi para hamba-Mu yang arif untuk merasakan tenang dalam pemberian dan putus asa dari-Mu dalam ujian.
Illahi, segala yang datang dariku sesuai dengan kehinaanku, segala yang datang dari-Mu sesuai dengan kemuliaan-Mu.
Illahi, Engkau telah menetapkan bagi-Mu sifat kasih kepadaku sejak sebelum kelemahanku mewujud. Maka, apakah Engkau akan menghalangiku dari sifat-Mu itu setelah kelemahanku mewujud?
Illahi, segala kebaikanku adalah anugerah-Mu, Engkau berhak memberi kepadaku. Dan  segala keburukan diriku semata-mata karena keadilan-Mu, Engkau berhak menuntutku.
Illahi, bagaimana mungkin Kau biarkan aku mengurusi diriku sementara Engkau telah menjaminku? Bagaimana mungkin aku akan dizalimi sementara Engkaulah penolongku? Bagaimana mungkin aku kecewa sementara Engkau mengasihiku? Inilah diriku yang mendekat kepadamu melalui rasa butuhku kepada-Mu. Bagaimana mungkin aku akan mendekat kepada-Mu dengan sesuatu yang tak mungkin sampai kepada-Mu? Bagaimana aku akan mengeluhkan keadaanku kepada-Mu sementara Engkau mengetahuinya? Dan bagaimana aku akan menerjemahkannya lewat kata-kata sementara semua itu berasal dari-Mu dan kembali kepada-Mu? Bagaimana aku memutuskan harapan sementara ia telah sampai kepada-Mu? Bagaimana mungkin keadaanku tidak menjadi baik sementara ia berasal dari-Mu dan kembali kepada-Mu?
Illahi, betapa Engkau sangat mengasihiku padahal aku begitu dungu. Betapa Engkau menyayangiku padahal begitu buruk perbuatanku.
Illahi, betapa Engkau sangat dekat denganku dan betapa aku sangat jauh dari-Mu.
Illahi, Engaku sangat mengasihiku. Jadi, apakah yang menghijabku dari-Mu?
Illahi, lewat perubahan keadaan dan pergantian masa, aku menyadari bahwa Engkau hendak memperkenalkan diri-Mu kepadaku dalam segala sesuatu, sehingga aku tidak lalai dari-Mu dalam setiap waktu.
Illahi, ketika dosa-dosa membuatku bisu, rahman-Mu membuatku kembali berbicara. Setiap kali perangaiku membuatku putus asa, karunia-Mu membuatku kembali berharap.
Illahi, siapa yang kebaikannya berupa keburukan, apalah lagi keburukannya? Dan siapa yang kebenarannya sekedar pengakuan, tentu pengakuannya hanya kepalsuan.
Illahi, kepastian-Mu yang pasti berlaku dan kehendak-Mu yang tak tertolak membuat kelu mereka yang pandai bicara dan membuat ringkih mereka yang tampak berlebih.
Illahi, betapa banyak ketaatan yang kulakukan dan keadaan yang telah kuperbaiki, tiba-tiba harapanku kepadanya dihancurkan oleh keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu kemudian membebaskanku darinya.
Illahi, engkau mengetahui bahwa meskipun aku tidak terus melakukan ketaatan, namun aku berniat dan mencintai ketaatan.
Illahi, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkaulah yang menentukan? Tetapi, bagaimana aku tidak bertekad sementara Engkau yang memberi perintah?
Illahi, hilir mudikku di alam benda ini menjauhkan perjalanan. Maka, dekatkanlah aku kepada-Mu lewat pengabdian yang mengantarkanku kepada-Mu.
Illahi, bagaimana mungkin sesuatu yang bergantung kepada-Mu dijadikan petunjuk kepada-Mu? Adakah yang lebih terang dari-Mu sehingga dapat dijadikan petunjuk kepada-Mu? Kapankah Engkau tersembunyi sehingga dibutuhkan dalil yang menunjukkan keberadaan-Mu? Dan kapankah Engkau jauh sehingga ala mini dianggap bisa mengantarkan kepada-Mu?
Illahi, sungguh telah buta mata yang tidak melihat-Mu sebagai zat yang dekat dan mengawasi. Dan sungguh merugi hamba yang tidak menyertakan cinta kepada-Mu.
Illahi, Engkau menyuruhku kembali ke alam ini. Maka, kembalikan aku kepadanya diliputi selubung cahaya dan petunjuk mata hati sehingga aku bisa kembali kepada-Mu dari alam ini seperti ketika aku masuk kepada-Mu darinya dengan jiwa yang terpelihara dari mencintainya dan enggan bersandar kepadanya. Engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
Illahi, inilah kehinaanku tampak jelas di hadapan-Mu. Inilah diriku yang tidak tersembunyi dari-Mu. Kepada-Mu aku memohon untuk sampai kepada-Mu dan dengan-Mu aku meminta pentunjuk menuju-Mu. Tuntunlah aku menuju-Mu lewat cahaya-Mu. Tempatkanlah aku di hadapanmu lewat pengabdian.
Illahi, ajarkan aku dari samudera ilmu-Mu yang terjaga! Lindungi aku dengan rahasia nama-Mu yang terpelihara!
Illahi, wujudkan aku dalam hakikat orang-orang yang dekat kepada-Mu dan masukkan aku ke jalan orang yang ditarik menuju-Mu.
Illahi, cukupkan aku dengan pengaturan-Mu, bukan pengaturanku sendiri, dengan pilihan-Mu, bukan pilihanku sendiri. Tempatkan aku di tempat aku merasa sangat membutuhkan-Mu.
Illahi, keluarkan aku dari hinanya diri! Sucikan aku dari keraguan dan syirik sebelum masuk liang kubur! Kepada-Mu aku meminta pertolangan. Maka, tolonglah aku! Kepada-Mu aku bersandar, maka jangan tinggalkan diriku! Kepada-Mu aku mengaitkan diri, maka jangan jauhkan diriku! Di pintu-Mu aku bersimpuh, maka jangan Kau usir diriku! Kepada-Mu aku meminta, maka jangan kecewakan diriku! Serta karunia-Mu yang kuinginkan mak jangan Kau haramkan aku darinya!.
Illahi, rida-Mu sama sekali tak bergantung pada sebab dari-Mu. Maka, bagaimana mungkin rida-Mu bergantung pada sebab dariku? Engkau Mahacukup dengan zat-Mu. Sehingga tidak membutuhkan manfaat dari-Mu. Jadi, bagaimana mungkin Engkau membutuhkan sesuatu dariku?
Illahi, ketentuan dan ketetapan-Mu telah mengalahkanku. Namun, hasrat pada ikatan syahwat telah menawanku. Karena itu, jadilah penolong yang menolongku dan yang lain lewat diriku. Cukupkan aku dengan kemurahan-Mu sehingga aku tak perlu lagi meminta. Engkaulah yang menerbitkan cahaya di dalam hati para wali-Mu sehingga mereka mengenal dan mengesakan-Mu. Engkaulah yang menghilangkan kotoran dunia dari hati para kekasih-Mu sehingga mereka tidak mencintai selain-Mu dan hanya bersandar kepada-Mu. Engkaulah penenteram hati mereka ketika dunia merisaukan mereka. Engkaulah yang memberi petunjuk kepada mereka sehingga semua tanda menjadi terang. Adakah yang tersisa bagi mereka yang kehilangan-Mu?  Adakah yang hilang dari mereka yang menemukan-Mu? Sungguh malang orang yang rida dengan selain-Mu dan sungguh rugi orang yang ingin beranjak dari-Mu.

Illahi, bagaimana mungkin aku berharap kepada selain-Mu sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan? Bagaimana mungkin aku meminta kepada selain-Mu sementara Engkau senantiasa memberi anugerah? Wahai Zat yang mencicipkan manisnya munajat kepada para kekasih-Nya sehingga mereka bersimpuh mesra dihadapan-Nya. Wahai Zat yang memakaikan baju keagungan-Nya kepada para wali-Nya sehingga mereka bangga dengan kemulian-Nya. Engkaulah Zat yangingat sebelum mereka ingat. Engkau yang telah berbuat baik sebelum mereka mengabdi. Engkaulah yang dermawan, yang memberi sebelum mereka meminta. Engkaulah maha pemberi dan kemudian Kau pinjam pemberian tadi (untuk dibayar berlipat ganda).
Illahi, panggillah diriku dengan rahmat-Mu, sehingga aku sampai kepada-Mu. Tarik aku lewat anugerah-Mu sehingga aku mendatangi-Mu.
Illahi, hapanku kepada-Mu tidak pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu; kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku menaanti-Mu.
Illahi, dunia telah menyeretku kepada-Mu dan pengetahuanku akan kemurahan-Mu membuatku berdiri di hadapan-Mu.
Illahi, bagaimana aku kecewa sementara Engkaulah harapanku?  Bagaimana aku terhina sementara Engkaulah sandaranku?
Illahi, bagaimana aku merasa mulia sementara Kau campakkan aku dalam kehinaan? Tetapi bagaimana aku tidak merasa mulia sementara kepada-Mu Kau kaitkan diriku?
Illahi, bagaimana aku tidak merasa fakir sementara Engkaulah yang menempatkanku dalam kefakiran? Namun, bagaimana aku merasa fakir sementara Engkau mencukupiku dengan kemurahan-Mu? Hanya engkau, dan tiada Tuhan selain-Mu. Engkau telah memperkenalkan diri kepada segala sesuatu sehingga aku melihat-Mu dengan segala sesuatu. Engkaulah yang tampak bagi segala sesuatu. Wahai zat yang dengan rahman-Nya bersemayam di atas Arasy sehingga Arasy lenyap dalam naungan Rahman-Nya sebagaimana dunia ini lenyap dalam naungan Arasy-Nya. Kau musnahkan alam dengan alam dan Kau lenyapkan dunia dengan kepungan cakrawala cahaya. Wahai Zat yang tersembunyi di balik pagar kemuliaan-Nya sehingga tidak terjangakau pandangan mata. Wahai Zat yang menjelma lewat keagungan-Nya sehingga tampak jelas keagungan-Nya. Bagaimana mungkin Engkau tersembunyi padahal Engkau Maha Tampak? Bagaimana mungkin Engkau gaib sementara Engkaulah Pengawas Yang Maha Hadir? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar