Kinasih
Rahmina
G_ds
Percuma kau memaksaku untuk
mengakhiri semuanya. Per-cu-ma. Setiap kata yang kutulis belum mewakili semua
yang ada di kepalaku. Aku tak akan mengakhirinya.
Jadi, kamu tak ingin berhenti? Kalau begitu aku yang akan
menghentikannya:
--TAMAT--
Hei, kau pikir dengan kata
itu, kau bisa mengakhiri tulisanku. Seribu kata TAMAT pun tak ada pengaruhnya
bagi tulisanku. Kau seharusnya diam, tak perlu ikut campur dalam tulisan ini.
Kau hanya tokoh rekaan. Jangan protes!
Aku protes! Kamu tak pernah jelas dalam mendeskripsikanku. Aku tak
punya nama. Aku tak punya sifat. Bahkan setiap kali aku bercermin, aku tak
pernah bisa melihat wajahku, aku tak berbentuk, aku tak melihat apa-apa.
Begitukah seorang penulis? Bodoh!